Selamat jalan, Aa.

Innalilahi wa innailaihi rojiun. Kemarin siang, Jum'at tanggal 17 Februari 2023 pukul 13.18 WIB, kakak kami tepatnya kakak ipar saya meninggal dunia dengan damai di ruang ICU Rumah Sakit dr. Slamet Garut Jawa Barat. 

Wilujeng angkat, A Asep... Husnul khatimah, insya Allah. Allah SWT sayang sama Aa. Kami sekeluarga pun begitu. Aa sudah berjuang maksimal melawan penyakit diabetes itu. Insya Allah kesabaran dan keikhlasan Aa menjadi penggugur dosa, sehingga Aa pulang dalam keadaan bersih, insya Allah.

Total sebanyak tujuh kali sudah almarhum menjalani operasi amputasi kaki. Rupanya dikali ke tujuh ini, tubuh beliau sudah tidak sanggup menahannya. Kami dari pihak keluarga juga sudah mempersiapkan hati dan diri dengan ketentuan Allah SWT ini. Karena sebelum dilaksanakan operasi ke tujuh kalinya itu, pihak rumah sakit sudah memberikan peringatan bahwa kondisi beliau yang sedang ngedrop itu kemungkinan tidak akan kuat lagi. Dokter sudah mengingatkan agar pihak keluarga tidak kaget jika beliau meninggal di meja operasi atau pasca operasi. 

Saat itu, kami sekeluarga bingung. Ibarat buah simalakama. Jika tidak dioperasi, maka berbahaya untuk tubuhnya. Namun jika di operasi, kami juga harus siap kehilangan beliau. 

Penyakit diabetes yang beliau derita ternyata tidak hanya menggerogoti luka di kakinya, tapi juga menyebabkan gagal ginjal yang membuat beliau harus cuci darah dahulu sebelum operasi amputasi ke tujuh itu. Entah efek pengobatan atau memang begitu jika menderita diabetes, sayapun tidak begitu paham. 

Sedikit cerita, sebelum kaki beliau membusuk dan terpaksa diamputasi, kala itu Aa mengalami mati rasa atau "baal" di telapak kaki kirinya. Beliau menggunakan pemanas untuk kaki. Qodarullah, ternyata kaki beliau melepuh karena tidak bisa merasakan panas dari penghangat kaki tersebut. Luka di kaki beliau makin hari makin parah dan terus membusuk. Penyakit diabetes yang beliau derita membuat proses penyembuhan kaki menjadi sulit. Dimulai dengan hanya membersihkan luka di telapak kaki, lalu merembet ke atas kaki hingga akhirnya harus diamputasi hingga ke mata kaki. Namun ternyata, kondisinya terus memburuk. Pembusukan terus merembet ke bagian atas kaki. Berkali-kali, Aa terpaksa harus kembali diamputasi sampai terbilang tujuh kali sudah beliau menjalani operasi amputasi hingga ke pangkal paha. 

Sungguh saya tidak sanggup membayangkan bagaimana perasaan beliau yang harus bolak-balik rumah sakit dengan kondisi seperti itu. Namun Aa sangat tegar. Beliau tidak pernah mengeluh dan marah. Beliau sabar dan ikhlas dengan penyakitnya tersebut. 

Selamat jalan Aa. Wilujeng angkat ka alam kalanggengan. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah, amal kebaikan yang telah Aa lakukan. Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan dan kekhilafan Aa. Semoga Allah SWT lapangkan dan terangkan alam kubur Aa. Dan pada waktunya nanti, semoga Allah SWT memasukkan Aa dan kami semua ke dalam syurgaNya Allah SWT. Aamiin yaa rabbal 'alamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan ke 4 Tahap Ulat

Belajar Menjadi Blogger