Day 2 Jurnal Kepompong Bunda Cekatan Batch-3

Day 2 Jurnal Kepompong Bunda Cekatan Batch-3 


Masih dengan kriteria penilaian yang sama, hari ke 2 tantangan 30 hari jurnal kepompong ini saya menghadiahkan diri badge excellent karena sudah memenuhi target latihan selama 60 menit setiap hari, mudah dalam melakukannya karena alhamdulilah belum menemukan kesulitan yang berarti, serta menyenangkan saat melakukannya dengan indikator bahwa saya masih enjoy menjalaninya.

Nah, seperti yang sudah saya tulis di jurnal hari pertama, hari ini saya akan melatih keterampilan membuat premis sebuah cerita.


Berlatih menulis premis selama 1 jam itu ternyata tantangan banget. Bukan karena sulit, tapi durasi waktu yang saya siapkan dirasa terlalu lama pada awalnya. Keburu bosan, hehe. Namun ternyata saya bisa belajar konsisten dengan satu tema, yaitu menulis premis, selama 60 menit. It's fun. 

Hari ini saya memahami bahwa memang butuh latihan dalam membuat premis yang baik, yang mengandung semua unsur yang harus ada, namun tetap mengundang penasaran pembaca terhadap isi cerita. Premis yang baik adalah premis yang menggambarkan keutuhan cerita tapi tidak spoiler terhadap isi cerita. Saya sangat setuju dengan kelompok yang mengajarkan untuk tidak menyebut nama karakter di dalam premis, supaya ada kesan penasaran yang dibangun. Karena tujuan utama dari sebuah premis adalah untuk memberikan gambaran kepada penonton tentang cerita apa yang kita janjikan di dalam film.

Dua puluh delapan menit pertama saya mencoba menuliskan apapun kalimat yang terlintas di pikiran. Alhamdulillah lancar. Semua seputar ibu rumah tangga, seorang ayah, dan seorang anak. Saya berhasil menuliskan 9 premis yang terlintas di pikiran. Saya berhenti sejenak untuk membaca ke sembilan premis yang telah saya tuliskan. Untuk unsur-unsur yang harus ada di dalam premis, yaitu karakter, tujuan dan halangan, bisa saya tuliskan. Namun butuh latihan lagi untuk bisa menuliskan premis yang menarik. Karena jika hanya sekedar menulis premis, rasanya cukup mudah untuk dilakukan. Akan tetapi untuk mendapatkan sebuah premis yang menarik tentu tidak semudah itu Ferguso. 

Seberapa menarik cerita yang kita janjikan kepada penonton dapat dilihat dari seberapa menariknya premis yang kita buat. Premis yang menarik dapat dibuat menjadi film yang menarik pula. Tapi jika premisnya saja sudah tidak menarik, bagaimana mungkin sebuah film yang menarik bisa dibuat.


Duh, kalau melihat premis yang saya buat, ternyata masih banyak PeEr yang harus saya lakukan, yaitu terus melatih kreativitas dalam membuat sebuah cerita yang berisi, menarik, unik, dan yang pasti punya pesan moral penting di dalam cerita itu.

AHA, pesan moral. Oke, di tiga puluh menit berikutnya saya akan mencoba menuliskan sebuah premis yang sekiranya ada pesan moral di dalamnya. Tapi, wait, ternyata di premis yang sudah saya buat sebenarnya sudah ada pesan moral yang ingin saya sampaikan kepada pemirsa eh penonton. Namun yang masih menjadi PR adalah apakah cerita yang akan dibuat nanti cukup menarik untuk dijadikan sebuah film? Kira-kira seperti itulah yang berkecamuk di dalam pikiran saya, hehe. Tidak terasa sudah jeda selama 20 menit. Lalu saya mencoba untuk fokus lagi menuliskan premis-premis yang saya pikirkan. Tulis saja dulu. Menarik atau tidak, itu urusan nanti. Semangat!


#institutibuprofesional

#hutankupucekatan

#tahapkepompong

#latihilmunya30hari

#T30Hday2




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Menjadi Blogger